Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyebab Kurangnya Peminat Supra GTR dibanding MX King

Penyebab Kurangnya Peminat Supra GTR dibanding MX King

Bebek super adalah segmen motor bebek yang menawarkan performa dan fitur di atas rata-rata motor bebek konvensional.

Jika bebek konvensional umumnya menggunakan mesin silinder slonjoran atau suspensi belakangnya masih double shock, maka bebek super sudah mengadopsi mesin silinder tegak dan suspensi belakangnya menggunakan monoshock. 

Pada bagian pengeremannya pun sudah menggunakan rem cakram penuh, dan fitur lainnya juga lebih canggih.

Oleh karena itu, selain digunakan sebagai motor harian bagi pengendara yang masih suka menggunakan kopling, bebek super ini juga menjadi salah satu pilihan sebagai motor hobi.

Saat ini segmen bebek super di isi oleh dua pemain utama, yaitu Yamaha dengan MX King dan Honda dengan Supra GTR 150.

Yamaha MX series hadir terlebih dahulu sejak tahun 2005 dan kini generasinya dilanjutkan oleh MX King. Sementara itu, Supra GTR menyusul pasca kehadiran MX King dan dirilis di Indonesia pada tahun 2016.

Supra GTR dibekali oleh Honda dengan mesin 150cc DOHC 4 klep, full injection, dan 6 percepatan, yang menggunakan basis mesin K56 mirip dengan CBR 150R, CB 150, maupun Honda Sonic.

Mesin ini diklaim mampu menghasilkan tenaga 16,1 horse power pada 9.000 RPM dan torsi puncak 14,2 newton meter pada 6.500 RPM.

Jika dibandingkan dengan rivalnya, MX King, Supra GTR memiliki spesifikasi yang lebih unggul karena konfigurasi mesinnya menggunakan DOHC dengan 6 percepatan, sedangkan MX King hanya mengandalkan SOHC dengan 5 percepatan.

Dari segi output tenaga, Supra GTR juga lebih unggul karena power MX King standar diklaim hanya berada di angka 15,1 horse power dan torsi 13,8 Nm.

 

Namun, tidak hanya unggul secara spesifikasi di atas kertas saja, berdasarkan hasil komparasi dari beberapa media, dalam kondisi yang sama-sama standar, akselerasi Supra GTR perlu diakui lebih unggul daripada Yamaha MX King. 

Meskipun performa mesinnya lebih kencang, hal tersebut tidak membuat konsumsi bahan bakar Supra GTR lebih boros; justru konsumsi bahan bakar Supra GTR ini sedikit lebih irit daripada MX King berkat karakter DOHC overstroke yang memiliki torsi lebih responsif di putaran RPM rendah.

Sementara itu, dari segi desain, Supra GTR tampil dengan desain buritan yang tajam dan tidak kalah menarik dari MX King. 

Terlebih lagi, jika dilihat dari samping, panel bodi tengah motor ini memperlihatkan mesin DOHC yang kekar.

Ditambah lagi, kaki-kaki Supra GTR juga cukup keren, karena diameter suspensi depannya lebih besar daripada MX King, serta penggunaan velg palang 12 dengan pengereman disc brake di bagian depan yang membuatnya terkesan lebih berisi.

 

Penyebab Kurangnya Peminat Supra GTR 

Nah, jika dari segi performa maupun desain, motor ini bisa bersaing dengan rivalnya, seharusnya Supra GTR bisa lebih sukses dalam penjualan, mengingat apa yang ditawarkan motor ini sudah sesuai dengan ekspektasi sebuah motor bebek super yang ideal.

Namun, kenyataannya penjualan motor ini kurang begitu sukses dibandingkan rivalnya MX King. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan Supra GTR yang terbilang lebih jarang ditemui di jalanan.

Meski keduanya sama-sama keren dengan gaya mereka masing-masing, banyak yang mengatakan bahwa desain MX King lebih sporty daripada Supra GTR.

Hal ini mungkin disebabkan oleh desain bodi depan MX King yang lebih berisi. Namun kekurangan Supra GTR ini hanyalah desain headlamp depannya saja, yang jika dibuat lebih sipit tampilan Supra GTR ini mungkin akan jauh lebih keren lagi.

Kemudian, dari segi kenyamanan, jok tempat duduk MX King memiliki busa yang lebih empuk, didukung oleh suspensinya yang juga lebih empuk, sedangkan Supra GTR memiliki busa jok yang lebih keras khas motor buatan Honda, ditambah lagi karakter suspensi Supra GTR ini sedikit lebih keras terutama jika digunakan di jalan yang tidak rata.

 

Meskipun demikian, berkat karakter suspensi yang agak keras ini, saat digunakan di jalanan aspal yang halus, Supra GTR memiliki handling yang sedikit lebih unggul dan lebih stabil juga saat dipacu pada kecepatan tinggi.

Alasan lain mengapa Supra GTR kurang begitu menarik adalah fitur-fiturnya yang agak ketinggalan dibandingkan dengan Yamaha MX King.

Misalnya pada stang, tombol-tombol Supra GTR cukup standar seperti motor-motor bebek pada umumnya, sedangkan MX King sudah dilengkapi fitur-fitur seperti tombol lampu hazard, engine cut-off, serta tombol high beam dan pass beam.

Lalu, untuk fitur speedometer, Supra GTR masih menggunakan warna latar oranye yang terkesan agak kuno, dan informasi yang dimuat cukup standar.

Sementara MX King terbaru sudah mengaplikasikan speedometer dengan layar negatif display yang menampilkan lebih banyak informasi yang tidak ada pada Supra GTR.

Mulai dari informasi kecepatan rata-rata, konsumsi BBM, hingga tombol trip 1, trip 2, dan lain-lain.

Selain itu, pada bagian kunci untuk membuka jok, Supra GTR masih memerlukan kunci yang harus ditancapkan di bawah jok.

Sedangkan untuk MX King, cara membuka joknya tidak perlu menancapkan kunci di bawah jok karena sudah terkoneksi dengan kunci kontak utama.

 

Faktor selanjutnya yang mungkin juga mempengaruhi kurangnya peminat motor ini adalah nama Supra yang dinilai kurang sesuai dengan konsepnya.

Seperti yang kita ketahui, sejak dulu citra Honda Supra selalu identik dengan motor untuk bapak-bapak yang sederhana, irit, pelan, dan bersahaja, sehingga nama Supra ini dirasa kurang menjual untuk menggambarkan sebuah motor bebek super dengan mesin DOHC ini.

Padahal di luar pasaran Indonesia Supra GTR memiliki nama yang cukup keren, seperti RS150R, Honda RSX 150 di Malaysia, atau Honda Winner X di Vietnam.

Faktor terakhir dari kurangnya peminat Supra GTR adalah perawatan mesinnya yang lebih ekstra dan sedikit lebih mahal.

Seperti yang kita ketahui, selain memiliki masalah khas berupa bunyi kelotok-klotok, basic mesin K56 juga memiliki takaran penggantian oli 1,1 liter. 

Meskipun penggantian oli kurang dari kapasitas yang dianjurkan, sebenarnya masih memungkinkan, namun efek jangka panjangnya bisa membuat pelumasan di area mesin menjadi kurang maksimal, yang berakibat pada keausan komponen mesin terutama di bagian head silinder.

Meski saat ini AHM menyediakan oli khusus dalam kemasan 1,2 liter, namun jika pengguna ingin menggunakan oli dengan merek lain, setidaknya harus menyediakan dua botol oli karena jarang sekali ada yang menjual oli dalam kemasan 1,2 liter seperti yang dijual oleh AHM.

Meski memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, Supra GTR ini bisa menjadi alternatif pilihan terutama bagi yang suka dengan tipikal motor kencang dan ingin tampil beda dari motor-motor lainnya.