Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasib Malang Motor Sport 2-Tak Yamaha Touch Asal Thailand di Indonesia

Nasib Malang Motor Sport 2-Tak Yamaha Touch Asal Thailand di Indonesia

Beberapa dari kalian mungkin masih ingat dengan Yamaha Touch, motor sport 2 tak asal Thailand ini merupakan salah satu motor CBU yang sempat dijual resmi oleh ATPM Yamaha Indonesia pada awal tahun 2000-an.

Motor ini dirilis pertama kali di Thailand pada tahun 1997 dan ditujukan untuk bersaing langsung dengan rivalnya, yaitu Honda LS 125.

Hadir sebagai motor yang lincah untuk bermanuver di perkotaan, Yamaha Touch tampil mengusung desain bodi ramping dan agak kecil. Dimensi motor ini bahkan tidak lebih besar jika disandingkan dengan motor matic.

Desainnya yang ramping sekaligus mungil inilah yang membuat Yamaha Touch unik, dan mungkin bisa dibilang ini adalah motor yang paling cocok jika dipasangi dengan ban model cacing.

Pasalnya, ban bawaan standar Yamaha Touch hanya berukuran 225, ring 17 untuk ban depan, sementara ban belakang berukuran 250, ring 17.


Namun jangan salah, Yamaha Touch ini mengusung mesin 2 tak berkubikasi 126cc berpendingin cairan dengan pengabutan menggunakan karburator Mikuni VM 24 mm, serta transmisinya menggunakan 6 speed.

Output tenaganya diklaim mampu mencapai 24 horse power pada 8.500 RPM, serta torsi puncak 19,9 nm pada 8.000 RPM.

Secara spesifikasi di atas kertas, tenaga mesin ini jauh lebih besar dibandingkan dengan RX King, dan ditambah lagi bobot Yamaha Touch juga cukup ringan, yaitu hanya 103 kg saja.

Namun di balik tampilannya yang unik dan spesifikasinya yang tidak main-main, Yamaha Touch memiliki beberapa kisah kelam mengenai sepak terjangnya di tanah air.

Kisah kelam Yamaha Touch ini terjadi di Dealer utama Yamaha Surabaya, di mana saat itu Yamaha Touch yang baru saja dibeli oleh konsumen ditarik kembali oleh Dealer.

Namun penarikan tersebut bukan karena recall akibat adanya part yang bermasalah, tetapi unit motor ini benar-benar diminta kembali oleh Dealer dengan uang konsumen yang dikembalikan.


Dilansir dari Gridoto.com, pihak dealer mengaku kalau surat formulir A motor CBU ini masih dalam pengurusan Polda Surabaya.

Surat formulir A sendiri adalah surat keterangan tentang pemasukan kendaraan bermotor yang di impor dalam keadaan utuh alias CBU yang telah dilunasi biaya masuk dan biaya pajak impornya.

Pihak Polda juga mempermasalahkan tahun pembuatan motor, karena Yamaha Touch yang dijual di Indonesia pada awal tahun 2000-an ini dalam berkasnya tertulis tahun pembuatannya adalah 1997, dan kabarnya kendaraan impor yang boleh masuk di Indonesia saat itu maksimal berumur 2 tahun saja.

Menurut General Manager Dealer utama Yamaha Surabaya yang menjabat kala itu, tidak semua unit Yamaha Touch ditarik oleh Dealer, melainkan hanya unit yang belum dilengkapi dengan surat formulir A.

Pihaknya juga tidak tahu mengapa dari pusat tidak melengkapi semua unit Yamaha Touch ini dengan formulir A, dan setelah diusut oleh Polda, barulah ketahuan akar permasalahannya.

Oleh sebab itu, konsumen yang sudah terlanjur membeli Yamaha Touch tanpa surat formulir A ini akan dihubungi oleh pihak Dealer, dan mereka tak hanya menawarkan ganti rugi saja, tetapi juga mempersilakan untuk menukarkan Yamaha Touch dengan model motor Yamaha lainnya.


Uniknya, kasus ini hanya terjadi di wilayah Surabaya saja, sedangkan di wilayah lainnya adem ayem tanpa masalah serupa.

Terhitung sejak dirilis sampai Desember 2001, sudah sekitar 10 unit Yamaha Touch yang bermasalah, dan tak menutup kemungkinan masih ada beberapa pemilik Yamaha Touch yang terpaksa ditarik oleh Dealer.

Selepas itu, kasus ini masih menjadi misteri, karena pihak Dealer tak membeberkan data rinci terkait berapa unit Yamaha Touch yang tidak dilengkapi dengan formulir A.

Yamaha Touch sendiri dipasarkan oleh ATPM Yamaha Indonesia dengan banderol harga 16 jutaan, atau hanya selisih 2 jutaan dari RX King.

Harga tersebut tergolong lumayan terjangkau untuk ukuran motor CBU, mengingat Yamaha 125Z yang dijual barengan dengan Yamaha Touch kala itu masih mengusung mesin pendingin udara dan ditawarkan dengan harga 6 jutaan lebih mahal.

Namun sayangnya, meski ditawarkan dengan harga terjangkau, spek yang lebih mewah, serta tenaga mesin yang lebih powerful ketimbang Yamaha 125Z maupun RX King, penjualan Yamaha Touch tidaklah begitu sukses, dan pada akhirnya motor ini dihentikan penjualannya setelah tidak lama mengaspal di Indonesia.


Di negara asalnya Thailand, Yamaha Touch ternyata juga mengalami nasib yang sama. 

Menurut beberapa artikel otomotif Thailand, minimnya peminat Yamaha Touch disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kalah bersaing dengan rivalnya, Honda LS 125.

Honda LS 125 hadir lebih dahulu dibandingkan Yamaha Touch, sehingga ketika Yamaha Touch dirilis, Honda LS 125 sudah memiliki nama besar yang sulit ditumbangkan.

Selain itu, desain Honda LS 125 dinilai lebih sporty ketimbang Yamaha Touch yang tampilannya terkesan sederhana dan cenderung mengotak.

Di sisi lain, Yamaha Touch ini dikatakan muncul pada waktu yang tidak tepat, karena selain krisis ekonomi tahun 90-an, kala itu tren pasar roda dua di Thailand sedang berada dalam transisi dari motor 2 tak ke motor 4 tak, sehingga banyak produk sportbike 4 tak yang mulai bermunculan.

Mungkin karena minimnya peminat di negara asalnya, motor Yamaha Touch yang belum terjual ini akhirnya didistribusikan ke negara lain, termasuk ke Indonesia.

Karena jika melihat kasus yang kita bahas di awal tadi, tahun produksi 1997 adalah tahun di mana Yamaha Touch ini pertama kali diproduksi.


Nasib apes yang menimpa Yamaha Touch tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Setelah kasus surat-surat yang ruwet dan penjualannya gagal, saat beradu di lintasan balap pun motor ini kembali mendapatkan cobaan.

Saai itu, salah satu event balap road race lokal di Jawa Tengah membuka kelas balap sport 2 tak 140cc, dimana kelas inilah yang kemudian menjadi tempat Yamaha Touch bertarung melawan sepupunya, seperti Yamaha RX King dan juga Yamaha RXZ.

Keikutsertaan dua unit Yamaha Touch yang ikut bersaing dengan belasan peserta pengguna RX series ini ternyata menjadi masalah tersendiri.

Sebab setelah event balap ini beberapa kali, Yamaha Touch kerap kali keluar sebagai juara pertama dan juara kedua.

Banyak pengguna RX series yang merasa keberatan jika disandingkan dengan Yamaha Touch, dan pada akhirnya di event balap selanjutnya, pihak penyelenggara melarang Yamaha Touch mengikuti kelas sport dua tak 140cc ini.

Menurut pihak penyelenggara, alasan pelarangan Yamaha Touch mengikuti ajang balap ini tak lain karena spesifikasi Yamaha Touch tidak seimbang dengan RX series.


Pasalnya, kalau dilihat dari segi tenaga standarnya saja, Yamaha Touch mampu mencapai 24 horse power, sementara tenaga RX King atau RXZ hanya sekitar 18 hingga 20 horse power saja.

Itu artinya, baik RXZ maupun RX King bukanlah lawan yang seimbang bagi Yamaha Touch.

Selain itu, penyelenggara juga mengatakan jika tujuan mereka ingin mewadahi pengguna RX series yang komunitasnya lebih banyak, serta menyajikan balapan yang terjangkau dan kompetitif tanpa melibatkan motor CBU yang tentu saja lebih mahal dari segi biaya.

Nah, itu tadi beberapa kisah kelam yang pernah dialami oleh Yamaha Touch ketika di pasarkan di Indonesia.